Kamis, 08 Maret 2012

AGUS KARDIYASA


Belum lama ini, Agus Kardiyasa yang akrab disapa Agus menjajal sebuah kompetisi yang melibatkan segenap siswa teladan lainnya di tingkat SMA/SMK/MA atau sederajat di Kabupaten Jembrana. Ia mengaku enjoy dalam kompetisi tersebut meskipun sebelumnya sempat diterpa nervous. “Apa yang saya hadapi saat itu sempat bikin jantung ini dag dig dug. Wuah, pokoknya nervous banget. Melihat gelagak pesaing lainnya pada saat lomba itu, sepertinya mereka mampu menjawab soal-soal di luar kepala. Tapi saya berusaha tetap enjoy, menjalani apa adanya,” jawab siswa SMK Negeri 1 Negara ketika ditemui di sekolahnya di sebuah kesempatan.

Ditanya soal juara, Agus nampaknya tidak berharap banyak. “Soal pengumuman kejuaraan saya kurang tahu. Kabarnya nanti langsung disampaikan ke sekolah peserta masing-masing. Aku sich berharap pengen jadi yang terbaik saja,” sambungnya dengan senyum kecil.

Dalam berbagai hal, Agus senantiasa mengeksplor dirinya. Pendidikan Kewarganegaraan, misalnya. Siswa kelas III Jurusan Akuntansi I ini juga turut serta dalam Lomba Cerdas Cermat Kewarganegaraan atau LCC KWN dan TAP MPR tahun yang lalu. Dalam lomba itu, ia dipercaya penuh oleh pihak sekolah untuk mengemban tugas dengan menghafal dan manghayati seluruh isi buku kecil UUD 1945, baik sebelum maupun sesudah diamandemen berikut sejarah dibuatnya UUD 1945, sekaligus TAP MPR.

““Kalau menghafal UUD itu, titik komanya gak boleh dilepas. Harus sama kalimatnya. Makanya kalau mempelajari ini butuh keseriusan ekstra. Ya, setidaknya saya punya wawasan berbangsa dan bernegara. Sebagai warga negara yang baik, kita wajib menaati dan mengusai materi UUD. Minimal, pembukaannya (preambule) harus hafal. Mengusai UUD itu juga kan bisa merambah dunia hukum. Jadinya, banyak bermanfaat asalkan bisa menguasai materinya,” jelas Ketua OSIS tahun ajaran 2009/2010, yang merupakan alumni SMPN 2 Melaya.

Dibalik senyuman sumringahnya, ada secuil kisah pahit terlontar dari bibirnya. Agus mengisahkan, dirinya pernah mengalami cedera di tangan kirinya akibat kecelakaan. Ironisnya, peristiwa itu memupus harapannya mengikuti seleksi sebagai Paskibraka pada tahun 2009 tingkat Kecamatan Negara. “Ya, tangan saya ini sempat cidera. Dalam masa pemulihan, tangan kiri ini dilarang bergerak. Karena itulah saya dimaklumi untuk batal ikut seleksi itu,” kenang lelaki kelahiran 1 Maret 1993.

Putera pasangan I Ketut Badra dan I Gusti Ayu Ketut Sukerti ini juga menekuni dunia olah raga. Ketika Kelas X, dia dan grup volinya sempat mendulang prestasi dengan menyandang predikat sebagai juara 2 dalam POLRES CUP, dan beberapa ajang bola voli yang disponsori salah satu media lokal Bali.balibicara/yuliastari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar