Kamis, 08 Maret 2012

AYU AGUSTINI



INGIN BELAJAR DARI GAYUS TAMBUNAN

Dia percaya, bahwa setelah lulus SMK nanti dunia kerja akan dengan mudah direngkuhnya tanpa harus melanjutkan study ke perguruan tinggi. Mimpi itu berangkat dari pemikiran bahwa bersekolah di SMK lebih menjurus pada skill atau keahlian. Dan dia percaya, jika sudah memiliki skill, maka tinggal mengasah kreatifitas, keuletan, dan kedisiplinan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

Ayu, begitu teman-temannya menyapa pemilik nama lengkap Ni Komang Ayu Agustini ini. Siswi kelas XI Jurusan Akuntansi I SMK Negeri 1 Negara ini, adalah sosok gadis yang energik di balik kepolosan penampilannya. Namun siapa sangka kalau dara berzodiak Pisces ini adalah sosok yang ceriwis juga. “Ceriwis itu perlu kalo kita sedang membahas suatu masalah yang berbobot. Bicara itu bukan hanya soal mulut, tetapi juga soal isi otak,” demikian siswi teladan kelahiran 1 Maret 1993 ini berujar.

Obrolan siang itu, kami membahas soal sekolahnya yang menyandang predikat Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Sebagai siswi yang ikut mengemban predikat SBI, tentu harus diimbangi dengan perilaku yang sesuai. Dalam acara seremonial setiap hari Senin, Ayu yang menjadi kordinator kegiatan Sastra Bahasa Inggris ini turut aktif melakukan pidato Bahasa Inggris. “Setiap upacara bendera hari Senin, sekolah kami selalu diselingi dengan pidato Bahasa Inggris setelah pembacaan UUD 1945. Beda dengan sekolah lainnya yang dengan bangga menggembor-gemborkan English Day, tapi kenyataannya itu belum maksimal bahkan hanya tinggal program belaka. Meskipun kami dalam tahap belajar menerapkan Bahasa Inggris hanya pada acara seremonial saja, tapi setidaknya kan bisa dilakukan secara rutin,” demikian Ayu bangga.

Selain fasih berbahasa Inggris, alumni SMPN 1 Negara ini juga senang belajar berbahasa Jepang. Katanya, mengenal budaya Jepang tak harus pergi ke Jepang, sebab ia sudah dapat mempelajari budayanya dari sensei (guru). Tak puas belajar bahasa Jepang hanya dalam pertemuan di kelasnya saja, Ayu pun terjun dalam ekstrakurikuler Bahasa Jepang.

Ngomong-ngomong soal Jepang, apa pendapat Ayu tentang Negeri Sakura itu? “Sejauh ini saya baru sekedar tahu saja. Bahwa orang Jepang itu memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi, lingkungan yang bersih, ramah-tamah pula. Maka kita sebagai anak Indonesia tak salah jika belajar masalah lingkungan dari Jepang,” ungkap putri dari pasangan I Putu Winata dan Ni Wayan Budi Astuti.

Sebenarnya siswi juara satu umum di sekolahnya ini, adalah pecinta ilmu akuntansi. Dia berharap suatu saat nanti dirinya bisa meniru Gayus Tambunan. “Eit, tunggu dulu! Gayus itu cerdik, sampai-sampai bisa mempermainkan pemerintah. Tapi kalau soal korupsi, jika hasil korupsinya buat masyarakat miskin atau untuk dana sosial, ya gak apa-apalah. Makanya kalau mau korupsi, mesti konfirmasi dulu sama pemerintah, baru hasilnya dibagi-bagikan sama orang miskin. Jangan dikantongi sendiri. Hahaha…,” sifat konyol Ayu keluar lagi.balibicara/yuli astari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar